Melayat ke Keraton Surakarta, Jokowi Salatkan Jenazah Penjaga Budaya Pakubuwana XIII

Raja Keraton Surakarta, Pakubuwana XIII, telah meninggal dunia, meninggalkan jejak yang mendalam bagi masyarakat dan budaya Jawa. Kehilangan ini bukan hanya dirasakan oleh keluarga kerajaan tetapi juga oleh seluruh masyarakat yang mengenal dan menghormatinya.

Melayat ke kediaman almarhum, Presiden Joko Widodo merasakan kedukaan yang mendalam. Kehadiran Presiden di tengah suasana duka ini menggarisbawahi pentingnya figur Pakubuwana XIII dalam sejarah dan budaya lokal.

Pada malam yang tenang itu, Presiden Jokowi tiba di Keraton Surakarta sekitar pukul 20.30 WIB didampingi oleh Wali Kota Solo, Respati Ardi. Keduanya menuju Sasana Parasdya di mana jenazah almarhum disemayamkan, dengan penuh rasa hormat dan penghormatan.

Perjalanan Kehidupan Pakubuwana XIII yang Penuh Warna

Pakubuwana XIII, atau biasa disebut Sinuhun, dikenal sebagai sosok yang berdedikasi untuk kemajuan Keraton Sanjung Komala. Selama masa pemerintahannya, ia berusaha menjaga tradisi dan adat istiadat yang menjadi warisan budaya Jawa.

Raja yang lahir dengan nama asli Hangabehi ini telah memimpin Keraton Surakarta dengan bijaksana. Kiprah dan karya-karyanya dalam mempertahankan budaya lokal di tengah arus modernisasi sangat mengesankan dan patut diapresiasi.

Beliau juga selalu mengedepankan dialog antara generasi tua dan muda, agar nilai-nilai budaya dapat diwariskan dan tetap relevan. Ini adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai pemimpin yang visioner.

Pentingnya Kehadiran Presiden dalam Masa Duka

Kehadiran Presiden Jokowi di Keraton Surakarta merupakan bentuk penghormatan dan dukungan pemerintah terhadap keberadaan keraton. Dalam pernyataannya, Jokowi menyampaikan rasa duka yang mendalam bagi keluarga almarhum.

Jokowi juga mendoakan agar arwah Pakubuwana XIII diterima di sisi Allah SWT. Ungkapan doa ini menunjukkan betapa besarnya kedudukan almarhum, baik di mata masyarakat maupun di hadapan Tuhan.

Presiden Jokowi melaksanakan salat jenazah sebagai tanda penghormatan terakhir sebelum pemakaman. Ini menjadi momen yang emosional, menunjukkan betapa pentingnya kontribusi dan jasa almarhum pada negeri ini.

Rencana Pemakaman dan Kenangan yang Ditinggalkan

Pakubuwana XIII meninggal dunia pada pukul 07.30 WIB, dan rencananya akan dimakamkan di Pajimatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta, pada Rabu (5/11). Pemakaman di tempat yang bersejarah ini menunjukkan hubungan erat antara keraton dengan tradisi dan sejarah daerah.

Sebelum dimakamkan, jenazah akan dibawa menggunakan kereta khusus Rata Pralaya, yang merupakan simbol penghormatan kepada almarhum. Proses pemakaman ini tidak hanya menjadi acara formal, tetapi juga ritual budaya yang bermakna.

Di Loji Gandrung, jenazah akan dipindahkan ke mobil jenazah yang akan membawanya ke peristirahatan terakhir. Ini merupakan perjalanan yang penuh makna, di mana masyarakat akan memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang telah berjasa bagi mereka.

Related posts